Selasa, 19 Juni 2012

Duit Funky, Jadi Jutawan Di Lebanon

Tempat Belanja Di Beirut
Bisa Bayar US Dollar Dan Lebanon Pound

Milliarder
Asli Bukan Duit Monopoli
Pernah anda melihat mata uang Lebanon ?. Namanya Lebanon Pound (LBP) atau ada juga yang menyebut Lebanese Lyra (LL). Sudah puluhan negara saya kunjungi, tetapi hanya Lebanon saja yang memiliki mata uang cukup “Funky”. Warna mata uang Lebanon benar benar ngejreng seperti mata uang permainan Monopoli. Di negara manapun, setahu saya mata uangnya berwarna kalem atau lembut seperti hijau tua, merah hati, hijau daun dan kombinasi warna yang dipilih juga cukup sederhana. Kalau mata uang Lebanon, benar benar Funky dan rasanya sayang sekali untuk digunakan berbelanja. Dikantongi terlalu lama juga tidak baik, diberikan ke pembaca blog ini juga “No…. No…. No……”. Jadi mau diapakan ya duit ini ?

Angka Nol Banyak
Jadi Jutawan Di Lebanon

Siapapun yang baru pertama kali melihat dan memegang duit Lebanon ini, rasanya tidak ingin melepaskan begitu saja, karena warna dan gambarnya begitu menarik, kombinasi warna sangat norak dan funky. Bagi orang Indonesia, rasanya ada sesuatu yang 'susah untuk diceritakan'.. Serasa ada ikatan batin seperti saat memegang mata uang rupiah. Kenapa ? Karena jumlah angka nol sangat banyak sekali. Misal  LBP 100.000, LBP 50.000, LBP 10.000. Mata uang Funky ini kalau dikonversikan ke rupiah juga relative sama. Kira kira 1 LBP setara dengan Rp 1 – Rp 6 tergantung dimana kita menukar mata uang rupiah kita. 

Toko Souvenir, Bayar
USD Kembalian LBP


Beberapa bulan lalu, hampir seluruh media di tanah air hiruk pikuk  dengan rencana pemerintah untuk men’denominasi’ mata uang rupiah sehingga nantinya mata uang rupiah akan sedikit jumlah angka nolnya dan akan lebih enak dipandang. Terus terang, karena banyaknya angka nol tersebut saya sering ‘pusing tujuh keliling' kalau bincang bincang dengan bangsa lain masalah ekonomi Indonesia yang sedang membaik. Dalam pikiran awam, mata uang yang banyak nolnya berarti ekonominya amburadul. Contohnya mata uang Zimbabwe.
Di Lebanon, sampai saat ini tidak ada issue mau men’denominasi’ mata uangnya. Tetapi, penduduknya mencari jalan keluar sendiri yaitu lebih senang dibayar dengan mata uang US Dollar daripada mata uangnya sendiri.

Toko Sepatu Bisa Gesek
Credit Card USD Atau LBP

Baik di Mall besar, toko agak besar, kios kecil sampai urusan bayar taxi dan njajan di kaki lima selalu pertanyaanya sama. Mau bayar pakai Lebanon Pound atau bayar pakai USD. Tidak peduli seberapa besar transaksi yang kita lakukan, yang jelas kalau kita bayar dengan USD, maka kembaliannya dengan mata uang local Lebanon Pound. Nilai kursnya entah dari mana, tetapi rasanya tidak merugikan konsumen. Bayar pakai kartu kreditpun juga sama saja, kita selalu ditanya mau digesek USD atau digesek LBP. Kalau saya jawab LBP, rasanya berat sekali nggeseknya dan selalu menyarankan USD dengan memberi alasan panjang lebar yang tidak saya ketahui benar atau tidaknya karena saya tidak tahu sama sekali mengenai fluktuasi pasar mata uang dunia.


Beli Apel Sekilo
Bayar Dollar Atau Pound ?

Pernah saya coba membayar barang yang saya beli di Mall ABC, sebuah mall besar di kota Beirut dengan mata uang Kuwait Dinar. Waktu itu iseng iseng saya katakana hanya punya LBP dan Dinar Kuwait saja. Eh ternyata si penjual langsung sibuk nelpon kawannya di bank dan menanyakan kurs terakhir. Tampaknya si penjual lebih percaya mata uang asing daripada mata uang negaranya sendiri. Gawat juga ya…., kalau penduduk Indonesia di pelosok pelosok desa dan kabupaten seperti di Lebanon dan tidak mau menggunakan mata uang negara sendiri, jadi apa negeri tercinta kita Indonesia.


Baca Juga :

1 komentar:

Silahkan menuliskan komentar dengan bahasa yang jelas, sopan dan beradab.